Saturday, September 04, 2010

Keranjang Kehidupan

Alkisah, di sebuah kerajaan kecil ada seorang Pemuda desa yang jujur dan idealis tengah menanjak karirnya. Setelah beberapa tahun mengabdi, dia di promosikan sebagai pejabat pengawas keuangan kerajaan. Tugas sehari-harinya mengawasi aliran pajak yang masuk ke kas kerajaan.



Sebagai pengawas keuangan, pemuda itu dihormati dan disegani. Namun, pekerjaannya itu memberinya beban dan target berat. Dia harus mengatasi kebocoran keuangan dan menindak pejabat korup. Akibatnya, dia sering mendapat ancaman dan tekanan.



Hati Sang Pemuda mulai gundah dan goyah. “Jabatanku sekarang cukup terpandang, tetapi konsekuensinya sangat berat. Bagaimana mempertahankan jabatan tapi tidak menanggung beban seberat ini?” tanyanya dalam hati.



Setelah merenung dan tidak menemukan jawaban, Pemuda itu menemui seorang Kakek bijaksana di kampung halamannya untuk meminta nasihat.


Kakek bijak itu memberi sebuah keranjang besar. “Ayo, panggul keranjang ini dan ikuti Aku” perintahnya.

Meski awalnya ragu, Pemuda itu mengikuti perintah tadi. Kakek bijak mengajak dia menyusuri jalan-jalan pedesaan. Sambil berjalan, Si Pemuda diminta memasukkan batu-batuan yang berserakan di jalan ke dalam keranjang. Setelah cukup jauh berjalan, keranjang itu hampir di penuhi batu-batuan. Si Pemuda pun mulai tersengal-sengal dan jalannya terseok-seok.

“Apa beban di pundakmu semakin berat?” Kakek bijak bertanya.

“Ya,, pasti lah Kek! Pundak…. pundak Saya mau copot rasanya,” jawab Si Pemuda tersengal-sengal.

Begitu tiba di pohon rindang, Si Kakek meminta Pemuda itu beristirahat dan menaruh keranjangnya.

“Keranjang dan batu-batu itu hampir sama seperti kehidupanmu saat ini. Saat lahir, Engkau sama seperti keranjang kosong. Lalu dalam perjalanan hidupmu, kau pungut apa pun yang engkau temukan atau inginkan, lalu memasukkan ke keranjang kehidupanmu. Termasuk keluarga, pekerjaan, tanggung jawab dan idealisme. Semua ada ‘harganya’. Semakin jauh perjalanan hidupmu, semakin berat keranjang kehidupanmu,” jelas Si Kakek panjang lebar.

“Bagaimana supaya keranjangku bisa lebih ringan, Kek?” tanya Si Pemuda.

Bukannya menjawab, si Kakek malah bertanya, “Maukah kamu meninggalkan semua yang dimiliki saat ini, seperti keluarga, jabatan, idealisme atau mimpi-mimpimu?”

Anak muda itu menggelengkan kepala, “Saya masih punya hasrat besar untuk membersihkan kerajaan dari para koruptor,” jawab Si Pemuda.

“Sepanjang kehidupan, masalah, kesulitan, hambatan, dan tantangan selalu ada. Tidak ada kehidupan tanpa itu semua. Setiap kali kita berhasil melewati suatu masalah, kita tumbuh lebih matang. Lalu muncul ujian baru, begitu seterusnya. Itulah kehidupan,” jelas Si Kakek bijak.

Pemuda itu manggut-manggut dan mulai mendapat gambaran. Si Kakek melanjutkan, “Semakin besar prestasi kita, semakin besar pula beban di pundak kita. Nasihatku, bila semua yang engkau peroleh tidak ingin kau lepaskan, terimalah konsekuensinya. Tapi, jangan anggap lagi sebagai beban semata, anggaplah itu sebagai tanggung jawab yang membahagiakan. Maka, seberat apa pun beban itu, kamu tidak akan begitu merasakannya lagi.”


Renungan:

Begitu penting tanggung jawab dalam kehidupan. Sebagai ibu rumah tangga, kepala keluarga, anak, pejabat pemerintah, pimpinan perusahaan, pengusaha, pedagang atau karyawan, kita tak bisa lari dari keranjang beban keidupan. Semua memiliki fungsi dan tanggung jawab sendiri-sendiri.

Orang-orang sukses adalah orang yang bertanggung jawab. Mereka melihat tanggung jawab sebagai ‘tantangan’ yang harus di hadapi. Mereka juga memandang tanggung jawab dan beban di dalamnya sebagai sebuah ‘peluang’ yang sesungguhnya ada di mana-mana, dan menghampiri siapa saja dalam berbagai wujud.

  Jangan mudah mengeluh, menyerah atau patah semangat jika mendapat tanggung jawab, tantangan, serta konsekuensi beban yang terkandung di dalamnya.
***

Sumber: http://trikfebri.blogspot.com/2010/05/keranjang-kehidupan.html

11 Comments:

adnan said...

salam, kisah yang penuh hikmah dan pengajaran, maukah berbagi dengan pengumpulhikmah.blogspot.com ?

Nahar said...

@adnan: boleh :)
berbagi apa ya sob?

adnan said...

salam, maksud saya ya berbagi hikmahnya itu, maksudnya bolehkah saya mengcopynya ke blog saya, maaf ya..saya bikin saudara bingung, trima kasih.

Nahar said...

boleh boleh aja kok sob :)

2x45 Menit said...

mantap bgt artikel nya..
beruntungnya kita bisa merasakan kehidupan

kunjungin blog saya ya

Sealkazz said...

waahhh penuh hikmah euuyyy :D

<Mizzu.net>

oempak said...

tetap semangat, lakukan yg terbaik, hidup adalah tantangan dan cobaan, agar kita sebagai manusia bisa menjalani hidup ini dengan penuh makna.. mantab kawan

secangkir teh dan sekerat roti said...

sangat menyentuh...!

Matahari Free Download Mp3 said...

Hidup itu anugerah dan tanggung jawab.
Refleksi Diri yang sangat bagus yang bisa ku dapatkan dari sini. Terima kasih sobat.
Love it. :D

Nahar said...

@all: thanks komennya :D
selamat idul fitri :)

Anonymous said...

Kisah di atas sangat inspiratif sekali. Saya sangat suka membaca cerita2 yang membangkitkan semangat seperti yang ada pada blog ini. Maju terus, update terus....

http://renungan-harian-kita.blogspot.com/

Post a Comment

Thank you for reading the article on our blog. Please give comments, feedback or criticism you in the comment box below. Your comment really means for the advancement of our blog. So, give the comment wisely and constructively.

 
© Copyright 2009-2012 Inspire Blog. Powered by Blogger WP by Masterplan