Friday, May 20, 2011

Petani dan Kuda

farmer_with_horse_on_the_farm_0521-1011-0114-4750_SMU.jpg (300×223)Dahulu kala, hiduplah seorang petani yang sangat sederhana. Sang petani terkenal sebagai orang yang dermawan dan bijaksana. 

Walaupun tidak memiliki banyak harta benda, dia memiliki seorang anak lelaki yang tampan dan patuh. Anak ini sangat berbakti pada orang tuanya. Petani ini juga memiliki seekor kuda yang sangat bagus. Kudanya terkenal di seluruh negeri, tidak hanya di desanya.

Pada suatu hari, kuda petani ini hilang. Rupanya, si kuda berhasil menendang pintu kandang yang sudah lapuk hingga hancur berantakan. Para tetangga, terutama mereka yang sudah pernah merasakan pertolongan dan kebaikan budi sang petani, berdatangan ke rumah beliau. Mereka menyatakan perasaan turut bersedih atas kehilangan yang dialami sang petani. Namun anehnya sang petani justru tenang-tenang saja. Dia berkata, "Saudara-saudara jangan takut, belum tentu hal ini merupakan kemalangan bagi saya. Kita lihat saja nanti apa hikmah di balik semua ini". Para tetangga pun pulang dengan terheran. 

Beberapa waktu kemudian, si kuda kembali ke rumah sang petani. Tenyata si kuda tidak sendiri, dia juga membawa beberapa kuda liar dari jenis yang serupa ke rumah sang petani. Para tetanggapun tersenyum. Mereka berkata "Beruntung sekali sang petani, memang orang baik seringkali mendapat rezeki yang tidak terduga-duga". Namun, jawaban sang petani kembali membuat para tetangga terheran-heran. Sang petani malah berkata "Jangan senang dulu saudara2, kita tidak tahu apakah kedatang kuda-kuda liar ini merupakan kebaikan bagi saya atau bukan. Kita lihat saja nanti, semoga semua ini baik adanya". 

Tiga hari kemudian, anak lelaki sang petani mencoba menaiki salah satu kuda liar tersebut. Entah karena kurang berhati-hati atau si kuda yang memang belum cukup jinak, anak itu terjatuh dengan keras. Walaupun nyawanya terselamatkan, si anak menderita patah kaki yang parah. Dia menjadi cacat seumur hidup dan harus menggunakan tongkat. Para penduduk desa kembali berdatangan ke rumah sang petani. Mereka menghibur keluarga petani yang sedang berduka itu. Tetapi apa jawab sang petani? Dia kembali berkata "Saudara2 jangan sedih, belum tentu hal ini merupakan kemalangan bagi saya. Kita lihat saja nanti apa hikmah di balik semua ini". Para tetangga tentu saja hanya bisa geleng-geleng kepala keheranan. 

Waktu berlalu. Pada suatu hari, utusan dari kerajaan datang ke desa tersebut. Mereka membawa pesan bahwa kerajaan itu dalam keadaan bahaya dan para pemuda diminta mendaftarkan diri sbagai prajurit perang. Para penduduk wajib merelakan anak-anak mereka berperang di garis depan, kecuali tentu saja si petani yang anaknya sekarang cacat itu. 

Setelah peperangan mereda, para penduduk desa itu berusaha mencari kabar putra-putra mereka. Duka cita yang mendalam tidak dapat terhindarkan saat mereka mengetahui bahwa para pemuda dari desa mereka semuanya gugur di medan perang. 

Sehingga di desa itu, hanya tersisa satu pemuda cacat, anak kesayangan sang petani. 

Renungan:

Memang terkadang, banyak diantara kita mengalami kesulitan mengambil hikmah dari kejadian-kejadian yang terjadi pada diri kita, baik yang buruk atau yang baik. Kita hanya melihat bentuk luar dari kejadian itu, bukan esensi atau hikmah di baliknya.

***

Sumber: http://www.kaskus.us/showthread.php?t=7724294

0 Comments:

Post a Comment

Thank you for reading the article on our blog. Please give comments, feedback or criticism you in the comment box below. Your comment really means for the advancement of our blog. So, give the comment wisely and constructively.

 
© Copyright 2009-2012 Inspire Blog. Powered by Blogger WP by Masterplan